Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat serta dilakukan melalui pola konsumsi makanan   yang sesuai dengan gizi seimbang.

 

Saat menyampaikan sambutan membuka kegiatan Orientasi Pembinaan Pola Makan Keluarga Berbasis Menu Gisi Seimbang di Aula Hotel Bahagia Dua SoE, Rabu (10/8/2016), Bupati Timor Tengah Selatan Ir. Paulus V. R. Mella M.Si mengatakan Masalah kurang gizi menjadi salah satu masalah di Indonesia termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur, mendapat prioritas untuk ditanggulangi yakni masalah kurang gizi makro dimana kurangnya energi protein pada balita dan ibu hamil serta masalah kurang gizi mikro seperti kekurangan vitamin A pada balita, anemia gizi besi pada ibu hamil dan kekurangan yodium. “khusus balita yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk menunjukan bahwa terjadi kerawanan gizi pada periode kehidupan,” jelas Bupati Mella.

“Terjadinya kerawanan gizi pada bayi dan anak disebabkan karena beberapa faktor diantaranya asupan makanan yang kurang karena terjadinya kerawanan pangan, praktek pemberian makanan pada bayi dan anak tidak sesuai, kurangnya dukungan terhadap perkembangan anak, pendapatan rumah tangga yang rendah serta kurangnya diversifikasi diet dan infeksi penyakit,”ujarnya.

Diperkirakan prevalensi kurang gizi pada wanita hamil lebih tinggi karena kebutuhan gizi wanita saat hamil lebih banyak dari pada wanita yang tidak hamil dan kondisi ini merupakan salah satu faktor resiko kematian Ibu dan bayi selama kehamilan dan persalinan.

Kekurangan gizi pada ibu hamil dan pada anak balita sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya generasi yang akan datang. “Untuk itu peningkatan kualitas sumber daya manusia seyogyanya dimulai sejak dini yaitu sejak dalam kandungan ibunya,”ujar Bupati TTS

Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatkan kualitas manusia adalah faktor gizi. Asupan gizi dalam jumlah yang cukup untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, akan sangat berpangaruh terhadap kualitas dan pertumbuhan janin/bayi dalam kandungannya. “ Masalah gizi harus mendapat perhatian serius dalam memperbaiki kualitas generasi penerus ke depan, terutama pada seribu hari pertama kehidupan yang dimulai sejak dalam kandungan sampai anak usia dua tahun,”tegas Bupati Mella.

Panitia dalam laporannya mengatakan bahwa tujuan umum dari kegiatan tersebut adalah meningkatnya pemahaman peserta tentang kegiatan pembinaan pola makan keluarga berbasis menu gisi seimbang. Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan dimaksud, antara lain penyampaian materi lintas sektor terkait dengan kegiatan pembinaan dan tersusunnya pola makan keluarga berbasis menu gizi seimbang di masing-masing desa.

Acara ini dihadiri oleh Kabid Sosial Budaya BAPPEDA Provinsi NTT, Sekretaris III Tim Penggerak PKK Provinsi NTT, Pimpinan SKPD Lingkup Kabupaten Timor Tengah Selatan, para Camat, para Kader Posyandu serta undangan lainnya. sumber(humaspro setda tts)

 

Komentar Anda

Silahkan tinggalkan komentar



Berita Umum ini ditulis pada 31 Agustus 2016 oleh admin